Sabtu, 25 September 2021

TEORI BEHAVIORISTIK

Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas esai kecil mata kuliah belajar dan pembelajaran yang diampu oleh Dr. Parno., M. Si.

Disusun oleh Almasinta Dyah Rahmania (200351615700)

Universitas Negeri Malang


Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Pada pertemuan keempat ini, izinkan saya membagikan tugas esai kecil mata kuliah belajar dan pembelajaran "Teori Behavioristik" ke dalam bentuk infografis. Semoga tugas yang telah saya buat ini dapat menarik perhatian dan bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.


Untuk lebih jelasnya, infografis diatas dapat diakses melalui link berikut:

Terima kasih, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Minggu, 19 September 2021

PENTINGNYA MEMAHAMI MODALITAS BELAJAR SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR DI KELAS

Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas esai kecil mata kuliah belajar dan pembelajaran yang diampu oleh Dr. Parno., M. Si.

Disusun oleh Almasinta Dyah Rahmania (200351615700)

Universitas Negeri Malang


PENTINGNYA MEMAHAMI MODALITAS BELAJAR SISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR DI KELAS


Belajar diartikan sebagai aktivitas atau usaha seseorang untuk memperoleh sebuah pengetahuan. Pembelajaran adalah suatu proses dimana seseorang memberikan pengetahuan kepada orang lain yang menerima agar informasi yang diberikan dengan proses pembelajaran tersebut dapat dikuasai dengan baik, mahir, dan benar. Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran dikelas dapat dikatakan berhasil apabila setiap anak dapat memahami materi yang telah diajarkan dan telah menunjukkan adanya keberhasilan yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa dan peningkatan kualitas pembelajaran. Padahal hal tersebut masih dirasa belum cukup untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Ada beberapafaktor yang selama ini masih kurang diperhatikan, yaitu gaya belajar (learning style) siswa. Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, setiap siswa pasti memiliki karakteristik atau gaya belajar yang berbeda-beda dalam menerima informasi. Sehingga, dapat dpastikan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghadapi abstraksi, pemecahan masalah dan gaya belajar. Perbedaan gaya belajar yang dimiliki setiap anak membuat proses menerima, mengolah dan mengingat informasi yang telah mereka peroleh juga berbeda-beda.

Gaya belajar merupakan suatu cara dalam menerima, mengolah, mengingat dan menerapkan informasi dengan mudah. Selain perbedaan gaya belajar, tingkat kemampuan tiap siswa dalam memahami informasi/pelajaran tentu berbeda tingkatannya. Ada siswa yang cepat, sedang dan bahkan lambat dalam memahami informasi. Sehingga, masih banyak siswa yang harus dituntut untuk memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama dengan tingkatan yang cepat. Padahal guru perlu memperhatikan tiga jenis gaya belajar, yaitu dintaranya: gaya belajar visual (visual learning), gaya belajar auditorial (auditory learning), dan gaya belajar kinestetik (kinesthetic learning).

Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang menitikberatkan pada ketajaman indra penglihatan. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan dan menggunakan media atau materi yang dapat dilihat untuk mengeluarkan tanggapan pada indra penglihat. Materi yang dapat digunakan untuk jenis gaya belajar ini yaitu seperti buku, poster, majalah, peta, dan lain-lainnya. Bagi siswa yang memiliki gaya belajar visual, mereka beranggapan bahwa penglihatan (mata) adalah peranan yang sangat penting, sehingga guru harus memberikan metode mengajar yang lebih menitikberatkan pada media, seperti slide gambar, video, diagram dan media belajar visual lainnya.

Gaya belajar auditori atau yang dapat disebut dengan gaya belajar pendengar merupakan gaya belajar yang mengandalkan indra pendengaran (telinga). Siswa yang memiliki gaya belajar auditori akan memperhatikan dengan sangat baik hal-hal yang mereka dengar. Mereka juga mampu mengingat sesuatu dengan cara mendengarkan informasi yang tersimpan ditelinganya. Seorang anak yang memiliki gaya belajar auditori lebih senang mendengarkan diskusi, ceramah, berita di radio, maupun kaset pembelajaran. Metode belajar yang perlu diterapkan oleh guru untuk mengembangkan pemahaman anak yang bergaya belajar auditori adalah dengan mendengarkan informasi/materi yang diberikan oleh guru, diskusi, dan bekerja secara kelompok.

Gaya belajar kinestetik atau yang disebut dengan gaya belajar penggerak merupakan gaya belajar yang mengharuskan individu menyentuh sesuatu yang melibatkan indra peraba guna memberikan informasi tertentu ke dalam otaknya agar ia dapat mengingatnya. Gaya belajar ini senantiasa dimanfaatkan anak-anak dengan menggunakan dan memanfaatkan anggota gerak tubuhnya dalam proses pembelajaran atau dalam usaha memahami sesuatu. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, kadang-kadang beranggapan bahwa membaca dan mendengarkan adalah  kegiatan yang membosankan. Sehingga anak/siswa dengan gaya belajar ini lebih cenderung memahami tugas-tugasnya bila mereka mencobanya.

Meskipun terdapat perbedaan gaya belajar tiap siswa, tentunya guru harus tetap membantu setiap siswanya dengan cara memberikan metode belajar yang melibatkan seluruh gaya belajar yang dimiliki siswanya. Dengan melibatkan seluruh gaya belajar tersebut, siswa akan merasa terbantu dalam memahami materi pelajaran yang diterimanya. Untuk mengatasi perbedaan tersebut, tentu guru harus lebih kreatif dalam menentukan media belajar yang akan ia digunakan. Media belajar yang cocok digunakan untuk mengatasi perbedaan gaya belajar anak yaitu dengan menggunakan media pembelajaran berbasis VAK (visual, auditorial, dan kinestetik). Media berbasis VAK ini dapat dikemas kedalam sebuah file powerpoint, yang berisikan gambar maupun video.

Gambar yang dimasukkan kedalam file powerpoint, akan membantu siswa yang memiliki gaya belajar visual menjadi lebih mudah menerima dan memahami materi dari guru. Sedangkan video, dapat membantu pemahaman siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dalam menerima materi yang diberikan oleh guru. Serta audio yang ada pada video dapat membantu siswa yang memiliki gaya belajar auditorial dalam memahami materi dari guru. Materi yang diberikan, baik dari gambar maupun video yang ada dalam powerpoint harus sesuai dengan materi yang akan dan atau telah diajarkan serta sebisa mungkin video yang diberikan harus berkaitan dengan contoh riil dalam kehidupan sehari-hari.

Metode lain yang dapat digunakan untukmengatasi perbedaan gaya belajar, yaitu dengan cara guru menugaskan setiap siswa untuk membuat tugas/proyek berupa peta pikiran, ideo/rekaman suara, bahkan membuat ringkasan tentang materi yang akan maupun yang telah mereka pelajari. Guru dapat memberikan kebebasan bagi siswanya untuk memilih metode apa yang akan digunakan para siswanya untuk mengerjakan tugas/proyek yang telah diberikan oleh gurunya. Sehingga dengan adanya kebebasan memilih metode yang disukai oleh siswanya, diharapkan mampu memahami pentingnya modalitas atau gaya belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

Senin, 13 September 2021

TANTANGAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Blog ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Offering C12 yang diampu oleh Dr. Parno, M.Si

Disusun oleh: Almasinta Dyah Rahmania (200351615700)

Universitas Negeri Malang


TANTANGAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19


Seperti yang telah kita ketahui, pandemi Covid-19 telah menjadi perbincangan hangat di dunia. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus ini mampu menyebabkan gangguan pernapasan ringan, infeksi paru-paru berat, hingga kematian. Tak hanya itu, virus ini mampu menyerang siapa saja, seperti bayi, anak-anak, orang dewasa bahkan ibu hamil dan ibu menyusui. Tak heran jika virus ini dianggap berbahaya karena telah menimbulkan korban jiwa hingga lebih dari 4 juta jiwa di seluruh dunia.

Pada awalnya, covid-19 ini ditemukan pertama kali di Kota Wuhan, China pada tahun 2019 dan menyebar dengan cepat hampir ke seluruh negara, termasuk Indonesia. Karena persebaran yang sangat cepat ini membuat pemerintah harus menerapkan beberapa kebijakan untuk menekan persebaran covid-19 dengan cara melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB ini tentu mengharuskan seluruh masyarakat indonesia untuk menghentikan aktivitas/kegiatan yang dilakukan di luar rumah demi menekan persebaran Covid-19. Bahkan pemerintah juga terpaksa harus membatasi hingga menghentikan sementara kegiatan siswa untuk melakukan pembelajaran tatap muka.

Pandemi yang tak kunjung hilang ini akhirnya membuat pemerintah menetapkan beberapa kebijakan seperti menerapkan metode belajar dengan sistem dalam jaringan (daring) atau online. Belajar diartikan sebagai aktivitas atau usaha seseorang untuk memperoleh sebuah pengetahuan. Pembelajaran adalah suatu proses dimana seseorang memberikan pengetahuan kepada orang lain yang menerima agar informasi yang diberikan dengan proses pembelajaran tersebut dapat dikuasai dengan baik, mahir, dan benar. Pembelajaran daring adalah sebuah pembelajaran yang dilakukan dalam jarak jauh melalui media elektronik, seperti handphone hingga komputer/laptop. Meskipun secara tak langsung, pembelajaran daring memaksa guru maupun murid untuk terampil dalam menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran. Namun para guru dan pihak sekolah lainnya turut berupaya agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Pembelajaran daring ini tentu memiliki beberapa tantangan, seperti tidak siapnya guru dengan pembelajaran sistem daring, karena minimnya pemahaman dalam menggunakan media elektronik. Tak hanya bagi guru, melainkan siswa juga mengalami beberapa tantangan, seperti keterbatasan pemahaman dalam penggunaan aplikasi pembelajaran, fasilitas internet yang kurang memadai, menumpuknya tugas, hingga minimnya pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga dari sinilah guru diharapkan mampu memberikan inovasi, kreativitas, dan motivasi agar para siswa kembali meningkatkan semangat belajarnya sehingga mampu menjadi siswa yang aktif dan kritis. Tidak hanya guru, peran orang tua juga sangat diperlukan selama pembelajaran daring berlangsung, yaitu sebagai fasilitator sekaligus motivator belajar anak.