Blog ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Offering C12 yang diampu oleh Dr. Parno, M.Si
Disusun oleh: Almasinta Dyah Rahmania (200351615700)
Universitas Negeri Malang
TANTANGAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DI MASA PANDEMI COVID-19
Seperti
yang telah kita ketahui, pandemi Covid-19 telah menjadi perbincangan hangat di
dunia. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus ini mampu menyebabkan gangguan pernapasan
ringan, infeksi paru-paru berat, hingga kematian. Tak hanya itu, virus ini
mampu menyerang siapa saja, seperti bayi, anak-anak, orang dewasa bahkan ibu
hamil dan ibu menyusui. Tak heran jika virus ini dianggap berbahaya karena
telah menimbulkan korban jiwa hingga lebih dari 4 juta jiwa di seluruh dunia.
Pada
awalnya, covid-19 ini ditemukan pertama kali di Kota Wuhan, China pada tahun
2019 dan menyebar dengan cepat hampir ke seluruh negara, termasuk Indonesia.
Karena persebaran yang sangat cepat ini membuat pemerintah harus menerapkan
beberapa kebijakan untuk menekan persebaran covid-19 dengan cara melakukan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB ini tentu mengharuskan seluruh masyarakat
indonesia untuk menghentikan aktivitas/kegiatan yang dilakukan di luar rumah
demi menekan persebaran Covid-19. Bahkan pemerintah juga terpaksa harus membatasi
hingga menghentikan sementara kegiatan siswa untuk melakukan pembelajaran tatap
muka.
Pandemi
yang tak kunjung hilang ini akhirnya membuat pemerintah menetapkan beberapa
kebijakan seperti menerapkan metode belajar dengan sistem dalam jaringan
(daring) atau online. Belajar diartikan sebagai aktivitas atau usaha seseorang
untuk memperoleh sebuah pengetahuan. Pembelajaran adalah suatu proses dimana
seseorang memberikan pengetahuan kepada orang lain yang menerima agar informasi
yang diberikan dengan proses pembelajaran tersebut dapat dikuasai dengan baik,
mahir, dan benar. Pembelajaran daring adalah sebuah pembelajaran yang dilakukan
dalam jarak jauh melalui media elektronik, seperti handphone hingga
komputer/laptop. Meskipun secara tak langsung, pembelajaran daring memaksa guru
maupun murid untuk terampil dalam menggunakan teknologi sebagai media
pembelajaran. Namun para guru dan pihak sekolah lainnya turut berupaya agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Pembelajaran
daring ini tentu memiliki beberapa tantangan, seperti tidak siapnya guru dengan
pembelajaran sistem daring, karena minimnya pemahaman dalam menggunakan media
elektronik. Tak hanya bagi guru, melainkan siswa juga mengalami beberapa tantangan, seperti
keterbatasan pemahaman dalam penggunaan aplikasi pembelajaran, fasilitas
internet yang kurang memadai, menumpuknya tugas, hingga minimnya pemahaman
siswa tentang materi yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga dari sinilah
guru diharapkan mampu memberikan inovasi, kreativitas, dan motivasi agar para
siswa kembali meningkatkan semangat belajarnya sehingga mampu menjadi siswa
yang aktif dan kritis. Tidak hanya guru, peran orang tua juga sangat diperlukan
selama pembelajaran daring berlangsung, yaitu sebagai fasilitator sekaligus
motivator belajar anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar